Auf wiedersehen 2020. I’m about to step into the best year of my life, 2021
Best nine 2020 |
I couldn’t deny that 2020 has been a though. Really though. But that’s life. If it not though, you die.
Let’s do this, annual
reflection, to really see, how 2020 has been taught me. Januari Highlight di bulan ini
adalah lulus OSCE (ujian setelah lulus dari program studi sarjana kedokteran
gigi dan ingin melanjutkan ke program studi profesi dokter gigi). Jujur, aku
sudah mempersiapkan ujian ini sejak berbulan-bulan sebelumnya karena aku tau kapasitas
diriku yang ingatannya tidak akan bertahan lama bila belajarnya mendadak (sudah
terjadi berkali-kali sebelumnya, sehingga untuk OSCE, aku tidak ingin seperti
itu). Anyway, kemampuan orang berbeda-beda. Aku sadar akan hal itu. Ekspektasiku kali ini adalah lulus
OSCE tanpa remidi sekalipun (it’s scares me) dan hal terburuk yang
mungkin aku alami adalah tidak lulus OSCE kemudian istirahat dari ke-kedokteran
gigi-an selama 3 bulan. Realitanya, aku lulus OSCE dengan 1 remidi. Mimpilah
hingga mimpi itu membuatmu takut. Namun, bersiaplah juga dengan hal paling
buruk yang mungkin terjadi. Waktu itu aku sedang menonton
film NKCTHI bersama ke 6 temanku. Konsentrasi mereka hilang ketika menonton
film ini dikarenakan munculnya jadwal coass minggu depan. Aku ditempatkan
di RSUD Dr. Iskak (Kabupaten Tulungagung) dilanjutkan dengan RSUD Kab. Kediri.
Pada saat itu, aku berpikir bahwa itu adalah hal yang menyenangkan karena berasa jadi intern seperti di series Grey's Anatomy. Walau hanya 1 bulan. Ternyata di detik ini, aku berpikir bahwa itu adalah hal
paling menyenangkan. Paling menyenangkan pertama di tahun 2020. Bersyukur
sekali berkesempatan belajar menghargai hidup secara langsung ketika turut merawat pasien di ruang IGD. Bersyukur sekali ini terjadi sebelum COVID-19 datang. Di 31 Januari 2020 juga aku
mengakhiri kehidupan per-AIESEC-an ku. Sulit dipercaya. Bisa sampai di tahap national
team di AIESEC Indonesia itu tidak mudah (bagiku) dan ternyata aku bisa
melewatinya. Banyak senangnya, orangnya seru-seru, dan aku sangat sangat sangat
berterima kasih pada AIESEC yang mempertemukanku dengan orang-orang visioner,
orang hebat, orang yang kerjo banget. Belajar marketing, belajar sama Bella yang selalu setia mengoreksi EYD ku, Emil yang beda font aja keliatan, kamu sungguh detail sekali. Thank you so much. You made my life! Februari Di bulan ini aku bersyukur
bisa berkontribusi dalam pembuatan video APDSA untuk #WorldOralHealthDay dan
bertemu dengan teman yang selalu aku ributin tentang APDSA. My
friends Inas, Rani, Tata, dan teman-teman tata itu baik banget. Thank you yaa. (Ini videonya: Video APDSA WOHD) By the way, aku wisuda di bulan
ini 😂. Hal yang bikin aku tidak menyangka adalah, ini wisuda terakhir oleh Universitas Brawijaya secara offline. Terima kasih kepada Fatimah Afifah, fotografer andalanku dan teman-teman yang memberikan support dan doa waktu itu. Tapi percayalah wisuda sarjana kedokteran gigi itu tidak ada apa-apanya.
Wisuda dokter gigi akan jadi yang ada apa-apanya. Semoga anak FKG UB angkatan 2016 segera lulus menjadi dokter gigi, aamiin. Di bulan ini yang berkesan adalah
stase RKG (Radiologi Kedokteran Gigi). The first time tau rasanya cari pasien itu susah, menyesuakan jadwal
dengan pasien itu susah. Mengorbankan waktu untuk orang lain yang tidak
memberimu kebahagaiaan secara langsung itu butuh usaha (harus tulus mengurangi
ego itu butuh usaha). Bersyukur karena sudah melewati stase ini.
Sejujurnya aku sangat excited dengan stase-stase selanjutnya, karena akan banyak belajar tentang kehidupan dari pasien-pasien. But mari kita lihat
apa yang terjadi di bulan Maret😉 Maret Aku dengar kabar mahasiswa
berprestasi (mawapres) FKG UB tahun 2020. Rasanya senang sekali. Aku suka
sharing, kerja atau ikut lomba dengan adik kelas karena itulah ada waktu untuk saling belajar dan berkembang. Kami saling belajar. Kandidat mahasiswa berprestasi di FKG UB tahun 2020 adalah
orang yang perjuangannya lebih hebat
dari aku di tahun dan selamat Mita! You really deserved it! Ketika kamu hidup, mungkin kamu
pernah khawatir, "ada atau engga ya orang yang bakal meneruskan aku tapi dengan versi lebih
baik?". Ketika belum ada, aku pasti bingung dan sangat ambis untuk mencari sosok itu, mengajak adik kelas A dan B untuk ini dan itu. Aku membayangkan setiap orang yang yakin bahwa dirinya melakukan hal baik di dunia memiliki 1 penerus dengan versi lebih baik darinya. Akankah dunia menjadi tempat paling nyaman? Oh bulan Maret! Aku berkesempatan
untuk ikut lomba di FKG Prof.Dr. Moestopo (13-14 Maret) dan di FKG Universitas
Andalas (15 Maret). So excited karena waktunya berurutan. Kadang aku suka
menjadi orang yang sibuk (re: produktif), pagi di Jakarta, malam sudah di
Padang. Excited lagi karena bisa mengantarkan adik kelas buat ikut lomba sampai di Padang. Jadi ada 2 tim (semuanya sama adik kelas) yang aku ikuti di Padang. Ada
yang menang dan ada yang belum beruntung. At least ada hikmah dan pelajaran dari pengalaman lomba ini. Aku suka banget kalo ada anak
yang ambis lomba. Kalo ada yang tertarik lomba yuk yuk, aku siap bantu kapanpun
dimanapun. Out of context, sate padang enak banget gila! dan yang tidak ditunggu-tunggu, pulang dari Padang, jeda 1 hari, semua work from home. RIP 2020. Bercanda, 2020 masih hidup kok. April I got very organized this month. Terinspirasi dari beberapa temanku, aku memasukkan semua aktivitasku di
Google Calendar. Mulai bangun tidur, mandi, makan sampai kegiatan remeh lainnya
aku masukkan, Ini worth it banget, karena membuat kita hidup selalu on track.
Sebagai INTJ, rutinitas dan jadwal adalah hidupku. Namun bagi orang orang yang tidak
terbiasa dengan rutinitas atau lebih suka hal-hal spontan, jangan dipaksa untuk
melakukan hal ini (namun boleh dicoba). Di bulan ini juga aku semakin yakin
dengan what will I do next, after I got Doctor of Dental Surgery degree (drg
kalau di Indonesia). Stase ilmu kesehatan gigi masyarakat mulai dari coass di
Puskesmas Wajak, lanjut coass online, semua memantabkan hatiku bahwa aku bukan
orang klinis banget (mungkin karena belum ada pengalaman di stase yang klinis banget kali ya). Aku tertarik dengan pola pikir orang, mengapa mereka mau ke dokter bila sudah sakit? Mengapa mayoritas orang tidak suka bila ada aturan social
distancing atau PSBB? Padalah bila semua kompak untuk PSBB, bisa jadi kasus COVID-19 di Indonesia tidak separah sekarang. Tentang kebijakan kesehatan di Indonesia bagaimana?
Health policy atau Health behaviour and communication adalah hal yang memikat
banget di bulan ini. Thanks to COVID-19. Bagi orang yang suka riset, COVID-19 adalah surga 😘. Mei Jadi karena pada dasarnya aku
tidak bisa menganggur, aku dan temanku Sovia Rizky mengadakan kegiatan sosial
di bulan Ramadhan yaitu #Semuaorangbaik lebih lanjutnya baca di blog ku yang
ini. Dan ternyata ketika berbagi, tidak ada sama sekali rasa kehilangan, yang ada malah bersyukur.
Aneh mungkin, tapi cobalah berbagi ke sesama. Nanti kasih tau aku gimana
rasanya ya 😊 Eh, Satu Dua Tiga Podcast lahir di bulan Mei (13 Mei 2020). Welcome to public speaking public speaking club! Berbicara di depan publik (walaupun tidak secara langsung) adalah hal yang aku terus pelajari karena ini kekuranganku (dan aku harus bersahabat dengannya supaya dia tidak merugikanku). Hal terpenting adalah bersedih bersama kekuranganmu hanya membuat kekuranganmu semakin menggerogoti dirimu. Bertemanlah dengan mereka, mereka akan membantumu untuk tumbuh.
Juni Ga bisa menolak lagi bahwa I have the American dream. Bulan ini aku
banyak banget ikut info session tentang S2 di Amerika (walaupun kalau ditanya, when
will you apply to this program? jawabannya I’m not sure, maybe around 2023).
Kadang COVID-19 jadi bikin yang jauh jadi dekat. Seminar-seminar yang
seharusnya kita tidak bisa hadir karena jarak dan waktu, saat COVID-19 semua
jadi mungkin. Rela tidur jam 3 karena ada webinar jam 1 malam (beda time zone).
Bulan ini aku belajar dan nonton beberapa film tentang Afrika-Amerika yang
ternyata juga membuka pikiranku banget (#BlackLivesMatter is up again). APDSA pertama kali meeting lewat video conferencing apps. Sejak gabung di APDSA 2019, meeting selalu lewat
chat dan itu menurutku tidak efektif (tapi kadang juga baik bagiku yang harus mengecek grammar dulu sebelum
nge-chat). Tapi karena Corona, meeting beralih menggunakan Google Meet dan ini challenging
karena mau tidak mau, harus cepet mikir biar cepet berpendapat. Karena aku merasa serius di
Public Health, akupun memulai belajar tentang Public Health lewat Coursera.
Jujur ini ilmunya baru banget dan merasa “ini apaan sih” ternyata aku bisa
konsisten sebulan ikut course di Coursera dan dapet sertifikatnya! Aku menulis artikel tentang ini di LinkedIn: https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:activity:6696297828542685185/ Stick to the schedule is hard,
adaptasi itu susah, terus termotivasi untuk belajar hal baru itu juga tidak
mudah. Namun ketika kamu menaruh kemauan disitu, semua akan berbeda. Juli Gold medal? Oke ini surreal. Jadi
aku sama Mita, Irma, dan 2 temen dari fakultas Teknik itu ikut semacam
invention award gitu. Seharusnya berangkat ke Malaysia, namun karena Miss
Corona datang, akhirnya online dan diminta untuk mengumpulkan video. Karena
laptopku yang sungguh tidak kompatibel untuk membuat video, dan itu aku sedang
coass di Puskesmas Wajak, di Kabupaten Malang, jadi aku tidak punya banyak
waktu buat ngerjain videonya, dan jujur itu aku submit videonya jam 00.00
itungannya udah lewat deadline 1 menit. Namun aku bilang ke panitianya karena memang ada
kendala di laptopku. Wah seru banget sih dapet medali. Bukan karena dapet
medalinya, tapi pengalaman, waktu dan tenaga yang dikorbankan sebelumnya tuh
rasanya terbayarkan gitu. Medalinya pun aku sampe sekarang tidak pernah
menyentuhnya karena ada di Mita. Dan teman-teman yang membaca
tulisan ini harus tahu bahwa folklore (Taylor Swift 8th album)
keluar dan sangat bikin kaget dan ternyata bagus banget. Banyak lagu sedih,tapi
itu relate banget dan aku betah mendengarkan lagu di album folklore aja sampai
bulan Desember 2020. For the sake of nothing aku beli
domain di bulan ini. Sebenarnya itu adalah suatu ketidaksengajaan. Baru sadar
ketika akun bank ku udah sinkron dengan Google Pay, jadi otomatis terbayar.
Reaksi pertama ketika ternyata domainnya sudah terbeli: Anjir, serius nih?
Alhasil ini yang memotivasi aku untuk mewujudkan target menulis 24 tulisan di
2020 (dan ternyata lebih). Agustus 1 Agustus aku hiking! Astaga
rasanya seneng banget bisa hiking (setelah sekian lama di Rumah karena
COVID-19) dan 31 Agustus aku di Jogja. Oke, bersyukur banget karena adikku
keterima FKG (aku ga mendorong dia masuk FKG ya) dan di UGM (Univ yang selalu
aku kagum kalau PKM karena banyak banget yang dari FKG UGM ini, dan dokter gigi
lulusan UGM juga bikin aku kagum). Aku adalah orang yang Bahagia ketika adikku
melangkah lebih baik dariku, karena merasa bahwa dialah yang akan menjadi legacy
ku nanti. Nab, apa yang kamu lakukan di
jogja? Lagi-lagi aku suka sibuk. Aku ke
Jogja tanggal 29 dan itu ada deadline submit lomba di pulau seberang. Vendor
tempat kita cetak hasil karya kami bermasalah dan itu melelahkan sekali. Tanggl
30 adalah Annual General Meeting (biasanya rapat akhir tahun periode) dan
sekalian interview orang yang akan jadi executive committee di APDSA
2020/2021. Tanggal 31 aku mendapat kesempatan untuk jadi moderator di acara
nasionalnya FKG UB (DSE 2020) siang-
sore dan ketika harus balik ke Malang (jam 5 sore) aku harus ikut KRS-an
online di mobil wkwk untung dosen pembimbingku, bu Dekan baik hati. Gonna missing the work from everywhere mode on. My mama said “Kamu emang gabisa
ninggal kerjaan ya walaupun 3 hari aja” “Weekend ketika pandemik jadi
gila emang Ma, gapapa, kapan lagi bisa kayak gini” Di bulan ini juga, aku janji sama
diriku buat ngelakuin hal baik mulai dari #22daysbefore22 dan itu lanjut sampai
sekarang. Kadang hal baik yang kita lakuin ke orang tuh kayak membuka
pintu-pintu rezeki walaupun kita tidak mengharapkan hal tersebut. September Selalu menjadi month of the year! I am a September girl. Autumn things, New year new me! Di bulan ini pula APDSA Executive
Committee 2020/2021 dimulai. Happy with my little media team 😊
A lot of (good) things happen in
this month, tapi yang di highlight Twitter kehapus :”) Itu pelajaran banget, sih. Aku tidak bisa bilang salah dengan kalimat yang bilang “Orang yang
melampiaskan hal paling menyedihkan atau menyenangkan di dunia maya dengan frekuensi
yang tidak wajar, mungkin dia tidak memiliki teman dekat yang seharusnya
menjadi sasaran utama ketika dia sedang dalam kondisi paling bahagia atau
paling terpuruk. Itu semua pelampiasan, menjadi validasi, mencari pengakuan”. Berbeda dengan orang yang memang
membagi kebahagiaan dan kesenangannya sesuai dengan porsinya, mungkin tujuannya
untuk memotivasi yang lain, sharing nilai moral dibalik pengalaman dan lain
sebagainya. At least kita harus menyaring hal yang mau kita share di dunia
maya. Aku pernah ada di masa, I have
friends but I feel lonely. Aku tidak tahu kepada siapa aku harus bercerita ketika aku dapat masalah
(karena takut temanku tidak relate, ini hal tidak penting dan merasa aku
beban). Aku gatau harus cerita ke siapa ketika aku ada di titik terendah. Bahkan
ke keluargapun aku se-tertutup itu. Cuman Tuhan tempat di mana aku bisa
menceritakan semuanya. Aku melampiaskannya di Twitter. Menyindir orang, capek
dengan dunia, dan lainnya. Menyedihkan
bukan? Dan aku tersadar itu tidak baik,
jadi sekali lagi, bersyukur Twitter lamaku terbuang. I’m okay with that, ada sedihnya
karena ketahuan kalo baru punya Twitter di tahun 2020 (ga penting sih) dan
senang karena akhirnya wacana decluttering Twitter otomatis terwujud. Hujatan
ke orang lain, kalimat keluh kesah yang mungkin menjadi beban ke orang lain,
kalimat yang menyakiti orang lain walau orang tersebut ga membaca secara
langsung udah ga ada lagi. My Twitter is clean dan aku bahagia Oktober Sesi dengan tema kepenulisan nih
suka berdatangan ke aku, padahal aku ya masih belajar. Aku ngisi sesi buat
mahasiswa baru FKG UB 2020 tentang “How to start writing” yang mana intinya
adalah just do it. Beneran, just do it, ntar lama-lama terbiasa. Tulisanku
hingga saat ini pun masih jauh dari kata sempurna, tapi aku berharap ada
Publisher yang meliriku karena aku ingin sekali bila ada kesempatan buat
nerbitin buku. Menjadi bagian dari Ummadent
sejak bulan September memberikanku positive vibes. Ummadent memberikan
kesempatan bagiku untuk bisa berbagi kepada sesama dan lagi-lagi, hal berbau
bakti social seperti ini adalah hal yang memberikan kepuasan tersendiri.
Another “paid off” ketika sudah selesai bakti sosial Aku janji di bulan ini untuk tidak ikut lomba lagi, tapi aku mengambil janji itu kembali karena ternyata karena lomba aku bisa mendapat cuan (nomor 2 setelah pengalaman. Pengalaman lomba tetep nomor 1). Aku anaknya suka invest ke pengalaman ketika lomba atau menghadiri international conference dimana aku bisa mendapatkan pengalaman, cerita, teman baru, pelajaran berharga selama perjalanan dan kenangan yang tidak mungkin aku lupakan. Kesempatan ikut conference ini tidak aku dapatkan bila tidak sekarang. Invest is the key. November Sadar bahwa 2020 udah hampir
berakhir dan work from home ini membuat badan dan pikiran semakin remuk
karena waktu istirahat dan kerja bercampur jadi satu (bagiku). Bulan November aku
mulai pelan pelan berdamai dengan diriku. Membuat perjanjian untuk berpikir lebih
tenang, ketika makan ya fokus makan, ketika ngerjain ini fokus. Be present,
mindfulness lah ya. Aku banyak baca buku self-improvement yang di
setiap lembarnya selalu menamparku dan aku selalu bilang “gila gila gila bener
banget”. Di bulan ini pula laptop aku
rusak dan file semuanya hilang termasuk video-video yang akan aku edit. Aku
sedih, tapi ini emang resiko karena aku suka menunda untuk merapihkan laptopku
sejak bulan September. Di bulan ini pula adik bombing PKM aku keduanya jadi
juara. The feel ketika ada orang yang bilang “kak aku menang” karena bimbingan
kamu itu rasanya kayak “Wah gila sih” Aku ketaginan ngajarin orang nih, semoga
aku bisa jadi dosen kaliya nanti suatu saat. Aamiin. December 2nd Jogja trip dan
kali ini lebih menikmati karena waktunya lebih lama. Walaupun tidak bisa lepas
dari laptop. Waktu itu ada international conference nya FKG UB, ditambah acara
mingguan Ummadent dan aku ikut mentoring di Akademi Daring yang jadwalnya tuh
tanggal 4-6 Desember pas banget sama aku di Jogjanya tanggal 4-6 Desember.
Sempat menikmati udara Jogja dan itu healing sekali bagiku, aku selalu ingin
tinggal di kota yang ramah sama pedestrian, engga terlalu ramai juga jogja
waktu itu dan langit Jogja di sore hari itu MasyaAllah sekali. Create, create, create aku bikin
konten di Ummadent, aku bikin konten podcast, blog dan ikut lomba ini itu di
bulan desember. Hal yang bikin aku semangat untuk terus lanjut produktif adalah
itu bikin aku bahagia karena merasa produktif, kedua aku cuman berharap semoga
apa yang aku lakuin sekarang ada hikmahnya suatu saat nanti. Aku bersyukur hari ini menyelesaikan Daily Journal of Gratitude ku yang udah aku buat sejak Januari 2019. Aku bersyukur masih bisa melihat Ayah, ibu dan adikku yang menjadi supporter terbesar di sepanjang tahun 2020 (karena mereka orang yang selalu ada kan emang di rumah aja). Aku bersyukur bisa melewati tahun 2020 yang banyak sekali hal menyedihkan terjadi, tapi banyak pula hal baik yang mengejutkan terjadi. ---- Hal menyedihkannya adalah, aku merasa anxiety. Engga cuma di tahun baru kali ini, tapi di tanggal 31 Desember 2019 lalu. Menghabiskan tahun baru di kamar, berusaha mengalihkan vibes tahun baru dengan journaling, belajar, menulis dan baca buku. Tahun ini sama sekali engga terasa tahun barunya. Banyak project yang masih lanjut, banyak hal-hal baru yang menanti, semua terus berjalan, hanya ada sedikit waktu untuk refleksi dan merenung. Sebentar lagi sudah 1 Januari. Project tetap berjalan, tanggung jawab semakin besar, yuk bisa yuk.
|
Good job Nab untuk sharing2nya, semoga domain ini ada terus sampai tahun2 ke depan
BalasHapusUwooow thank you kak Azimah :")
BalasHapus