3 Things I've Learned from Taylor Swift
Untuk kamu yang bisa bertahan
hingga saat ini,
Untuk kamu yang berjuang tanpa
henti menjadi sosok yang lebih baik dari hari kemarin,
Untuk kamu yang memiliki sosok
motivator, yang mendorongmu untuk belajar, bekerja,
dan berjuang lebih keras, coba baca tulisan ini.
Memiliki seseorang sebagai
panutan, contoh, cermin dalam hidup (bukan dari segi fisik, namun dari segi mindset,
sifat, karakter) adalah hal yang penting bagi saya. Orang itulah yang menuntun saya,
membuat saya selalu penasaran tentang dunia luar. Banyak sekali sosok yang hebat
di luar sana (ibu saya pasti yang nomor 1), namun kali ini saya bercerita tentang Taylor Swift (btw, she’s turning 31 right now!
Happy birthday!)
Pada tahun 2010, ketika saya pertama kali mendengarkan lagu Mine karya Taylor Swift pada album Speak Now-
nya di salah satu stasiun televisi. Hari selanjutnya, saya mengulang-ulang lagu tersebut. Sebagai anak SMP kelas 1 yang selalu penasaran dengan
hal baru, saya menerjemahkan lagu tersebut dan mencoba memahami artinya. Hal yang saya rasakan saat itu adalah, ternyata menyanyikan lagu yang saya tahu artinya itu
lebih menyenangkan. Itu adalah lagu pertama yang saya terjemahkan dengan sengaja, lalu saya mendengarkan
lagu Taylor Swift lagi (secara tidak sengaja) di stasiun televisi yang sama.
Judulnya Mean (dari Album Speak Now). Hal yang sama saya lakukan. Saat itu yang saya tahu hanya
Taylor Swift, aku tidak berusaha mencari penyanyi pop lainnya.
Poinnya di sini adalah, karena
Taylor Swift, saya secara tidak sengaja belajar tentang Bahasa Inggris. Memang tidak nyaman mendengarkan lagu yang tidak tahu artinya, memang mungkin saya tidak ada pekerjaan lain selain menerjemahkan baris demi baris lagu Taylor Swift. Saya pernah
menjadikannya sebagai Tokoh Idola di pidato pelajaran Bahasa Inggris SMP, saya juga mem-follow
akun Twitter Taylor Swift dan berusaha memahami arti tiap tweet darinya.
Belajar Bahasa Inggris jadi lebih mudah hanya dengan adanya rasa penasaran,
rasa ingin tahu, apa sih yang dinyanyikan Taylor Swift? Apa sih yang dikatakan
Taylor Swift di Twitter-nya?
----------
Dia lahir tidak dengan privilege.
Dia berjuang, pindah ke kota besar, masuk ke satu label rekaman ke label
rekaman lainnya hingga bertemu dengan Big Machine Group, yang membesarkannya
hingga album ke 6, Reputation. Rupanya dia sangat bekerja keras hingga hasilnya
tidak menghianatinya. Ketika sudah sukses pun, berita buruk tentang Taylor
Swift jarang saya dengar. Mungkin hanya drama dengan Kanye West tahun 2009, dan
beberapa isu tentang pacaranÃ
putusà membuatkan
lagu untuk mantan pacarnya. Hey, lagu itu juga karya. Tidak banyak orang yang
mau mengenang kisah buruk di masa lalu dalam bentuk lagu yang dapat dia dengarkan hingga akhir hidupnya. Tidak banyak orang yang menjadikan masa lalu buruknya sebagai sumber kehidupannya (dari hasil penjualan album dan tur).
Poin-nya adalah, dia sangat
mengerti arti perjuangan, dia sangat mengerti arti masa lalu buruk yang pasti
ada pelajaran di baliknya (dengan cara menuliskan di lagu dan menceritakan
pelajaran apa yang bisa ia ambil dari situ).
----------
Dia sangat suka dengan surprise, maka dari itu dia memberikan surprise kepada orang lain hal yang ia suka. Dia sangat menghargai penggemarnya. Ada beberapa orang, ketika memberikan sesuatu kepada orang lain, terbesit pikiran “ah boneka biru itu untuk aku saja, dia yang kuning saja, karena aku lebih suka warna biru”. Atau “hmm, kayanya C cukup deh, karena waktu ulang tahunku, dia hanya membelikanku B” dan lain sebagainya.
Tidak sedikit saya melihat foto Taylor mendonasikan uang untuk fans-nya yang menderita kanker, atau fans-nya yang kesulitan dalam biaya sekolah. Tidak jarang aku melihat Taylor Swift mengundang fans-nya untuk datang ke rumahnya, mendengarkan lagunya secara ekslusif, dengan sambutan hangat, sebagai keluarga. Taylor selalu membuat secret session di setiap konsernya, mengizinkan fans-nya untuk bertemu dengannya secara langsung. Her act of generosity, her act of “finding happiness from other smile” adalah hal yang membuat saya berusaha melakukan hal yang sama.
Imagine a world when each person finds her/his happiness by making one other person smile”. It just a person, but how if the whole people in this world do that?
Itu adalah tiga poin penting dari
salah satu sosok idola. Sosok yang selalu menginspirasi saya, yang membuat saya ingin
menjadi diri saya sendiri, namun dengan versi yang lebih baik setiap harinya. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan sosok idola teman-teman?
Terakhir, ini ada beberapa kalimat dari lagu “Only the Young” ciptaan Taylor Swift yang bisa jadi mood booster.
Don't say you're too tired to fight. It's just a matter of time (can run). Up there's the finish line. So run, and run, and run
from cardigan music video, folklore album |
Tidak ada komentar: