move to heaven (spoiler alert)
Siapa yang tidak menangis ketika menonton Move to Heaven? Thank God I found this series!
Kisah keluarga mayoritas berhasil membuat penonton menangis. Kalau boleh beropini, memang keluarga adalah hal personal dari tiap individu yang mereka lebih jarang menceritakannya kepada teman satu sama lain dan memilih untuk memendamnya. Series 10 episode ini menceritakan tentang Geu-ru, anak 20 tahun yang melanjutkan bisnis ayahnya, Move to Heaven, jasa trauma cleaning yang berbeda dari lainnya. Move to Heaven sangat menghargai personal stuff atau barang dari orang yang baru meninggal, sebagai bagian dari proses trauma cleaning dan menyampaikan hal-hal yang belum tersampaikan oleh orang yang sudah meninggal tersebut.
Di episode pertama sudah dikejutkan dengan meninggalnya ayah dari Geu-ru. Ayah sebaik itu meninggalkan Geu-ru seorang diri, ibu dari Geu-ru pun sudah meniggal lama. Memposisikan diri kita sebagai Geu-ru pun sudah bingung harus bagaimana, apalagi Geu-ru adalah anak spesial dengan Asperger’s syndrome.
Kisah terus berlanjut, permintaan klien untuk membersihkan ruangan orang yang baru saja meninggal satu per satu dikerjakan dan itu ceritanya luar biasa. Setiap barang punya cerita dan dapat berbicara bila Geu-ru yang memandangnya. Karena dia meletakkan emosi serta memposisikan dirinya di posisi seseorang yang meniggal tersebut.
Contohnya, faktur penarikan uang di bank pun menjadi mengharukan ketika ditelusuri dan diterjemahkan oleh Geu-ru. Seorang ibu yang selalu menyisihkan uangnya untuk membelikan anaknya set jas, namun belum sempat terbeli dan beliau sudah meninggal dunia. Anak tersebut terlihat tidak menyayangi ibunya lagi, hal yang dia inginkan hanyalah uang dari ibunya. Tidak peduli ibunya meninggal dunia atau hilang ditelan bumi, namun setelah melihat kado dengan tulisan “hadiah dari gaji pertama anakku” yang ditemukan oleh Geu-ru ketika membersihkan kamar ibunya, semua jadi berubah. Anak tersebut heran, seburuk apapun perlakuan dia ke ibunya, ternyata ibunya masih menyimpan kado tersebut.
Beberapa hal yang tidak tersampaikan karena kematian telah menjemput adalah hal yang menyedihkan, menurutku. Terkadang menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan sesuatu itu baik, persiapannya akan lebih matang. Lebih baik lagi bila tanpa imbuhan apapun, perkataan yang keluar dari lubuk hati terdalam, jujur, itu sudah menjadi hadiah yang indah bagi seseorang seperti mengatakan i love you, dad atau thank you for letting me to be your dad.
Death, when it's time, it will come and wherever you are hiding, it will come. Lebih baik bagi diri kita, bila kita meninggalkan dunia ini dalam kondisi yang lebih baik daripada saat kita lahir. Lakukan yang terbaik, sampaikan semuanya, tinggalkan
-------
There is a fun fact that brings me to this series.
A lot of my role models watched this series and put 10++/10 as a rate. Then I directly buy a Netflix subscription and watch this. Yes, you must have a role model that can always motivate you, show you that it’s okay to suffer now, but believe that the bright future is real.
This is the first Korean series that I watched. I finished it in just one sitting. Yes, a lot of my friends recommended that I need to watch a K-Drama starting from Dr. Romantic, Hospital Playlist, Vincenzo, Start-up, etc. Yes, it's okay to watch all of them, but there is a lot of consideration (can’t find a value or a pure intention why I need to watch this series) Maybe it’s weird that I can’t do the thing without a strong purpose.
Another reason why without any direct recommendation from my friend, I directly watch this series is because I need to express my feelings.
I am very grateful, but I can deny saying that May is hard, 2021 is thoughtful. Pandemic is still happening. A lot of pressure, a lot of hope and wishes. A lot of dreams. Judgmental kind of things, fear of being wrong, being different, surrounded but still alone. How do introverted kids express their feelings if they're afraid of people's reactions when they're telling their feelings? Keep silent, pray to God, and write a diary book? Those helped. Listening to a holy Quran, favorite music through earphones while staring at the ceiling, or riding a bike without any ending route, helped. One more thing, watch a movie or series that can make you cry, cry a lot. ;)
Hope joy and warmth be upon you!
Tidak ada komentar: