INTROVERT (Part 1)
Source: Unsplash.com |
Introvert atau extrovert. Mungkin kalian udah sering dengar dua kata itu dan mendiagnosis diri kalian sebagai salah satunya. Aku sebagai introvert dan mau cerita tentang menjadi anak introvert.
Awalnya aku mengira introvert
adalah sebuah kekurangan/ kelemahan dalam diri aku. Anak yang susah bergaul,
anak yang tidak bisa berbicara di depan orang lain, anak yang lebih memilih
untuk sendiri daripada bermain bersama teman-teman dan lain sebagainya. Itu
semua ada di pikiranku karena standard sosial di sekitarku bilang seperti itu.
Sempat kesal, merasa fuck up dnegan hidup ini, kenapa tidak bisa menikmati
hidup di keramaian seperti yang dilakukan teman-temanku yang lain.
Sempat ketika SMA, membaca
beberapa artikel di majalah langganan tentang 16 personality (16personalities.com), dan ketika aku
mengisi kuisnya, aku adalah seorang INTJ (Introvert, Intuitive, Thinking and
Judging). Semakin yakin bahwa aku adalah anak introvert. Hal ini yang
membuatku menutup diriku dari orang lain, mengikuti standard sosial yang
seharusnya dimiliki oleh seorang introvert. Ini adalah hal terbodoh yang pernah
aku lakukan hahaha. Belum kebuka aja pikirannya.
Ketika kuliah, disitu aku ingin menutupi
diriku sebagai seorang introvert. Aku ingin hidup normal sewajarnya seperti
kebanyakan temanku yang pada kenyataannya, kebanyakan dari mereka extrovert. Sempet
juga ngobrol sama temen aku, dia bilang, “mungkin lama kelamaan kamu bisa
berubah menjadi seorang extrovert”. Nah dari situ, aku mulai mikir. Apakah
introvert bisa berubah menjadi extrovert?
Ketika mengetahui kepribadian
dirimu baik introvert, atau extrovert. Hal ini membuatku mengetahui apa itu
kelemahanku, kelebihanku dan bagaimana aku mengoptimalkan kelebihanku supaya
bisa menjadi pribadi yang lebih baik sesuai standard yang aku buat. Orang-orang
introvert hebat di luar sana membuatku berfikir, introvert itu bukan suatu
kekurangan ataupun kelemahan. Orang introvert luar biasa karyanya dan aku
banyak mengagumi mereka. Seperti J.K. Rowling, Stephen Hawking, Albert
Einstein, Eleanor Roosevelt, Bill Gates, Gita Savitri Devi, Nicolas Saputra dan
masih banyak lagi.
Menjadi introvert itu adalah
normal. Introvert menurut definisiku adalah orang yang lebih mudah lelah jika sedang
bersosialisasi dengan orang banyak di waktu yang lama. Mereka mengembalikan energi
mereka dengan being alone. Tidak ada
yang meminta dilahirkan sebagai introvert. Manusia menjadi seperti ini karena
pengaruh orang tua, guru dan lingkungan ketika ia masih kecil. Kebiasaan seperti
dilarang keluar rumah ketika masih kecil, di biasakan untuk membaca buku, menulis,
atau menggambar ketika kecil, anak pertama yang baru memiliki adik 4 atau 5
tahun kemudian menguatkan diriku sebagai seorang introvert.
Introvert is not the current term
for shyness
Pemalu. Salah satu sifat yang identik
dengan introvert. Nyatanya tidak selalu anak introvert adalah pemalu. Pemalu
artinya kamu nervous, merasa tidak nyaman, dan tidak aman ketika sedang
bersosialisasi. Sebagian introvert tidak merasakan nervous, malu, atau tidak
nyaman ketika sedang bersosialisasi, apalagi sosialisasi yang dia ikuti tentang
topik favoritnya, pasti dia akan sangat terbuka dengan pendapatnya dan sangat
tertarik dengan sosialisasi tersebut. Aku tidak akan membahas banyak tentang
extrovert, tapi aku yakin seorang extrovert juga bernah mengalami nervous,
merasa tidak nyaman dan tidak aman. Kesimpulannya, introvert tidak selalu
pemalu.
Untuk artikel lengkap mengenai
poin ini, bisa cek di https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-and-a-shy-and-a-introvert-person-or-are-they-the-same
Introvert is an Antisocial
Introvert mengerti kapan dia
harus beristirahat dari keramaian, karena berada terlalu lama di keramaian
menurutnya adalah hal yang sangat melelahkan sampai dia tidak bisa berfikir. Hal
ini sering disamakan dengan anti sosial. Anti sosial menurut KBBI artinya tidak
suka bergaul, cenderung mengganggu ketentraman umum. Jadi masih mau menyamakan Bill
Gates dengan orang yang cenderung mengganggu ketentraman umum? Semoga saja
tidak. Aku sering mengalami seperti ini,
ngobrol tidak penting dan terlalu lama berada di luar dengan pembicaraan tanpa
tujuan menurutku adalah buang-buang waktu. Hal yang lebih menarik untuk
dilakukan adalah mengexplore informasi baru, ide baru atau mengubah arah
pembicaraan teman-teman menjadi lebih dalam dan seperti sedang menganalisa
sesuatu. Mungkin ini terlihat membosankan bagi beberapa orang, tapi aku bisa bertahan
hidup dengan semua ini dannn tetap saja, ada kalanya kita harus beradaptasi
dengan orang disekitar kita, mengikuti trend, atau selera humor serendah apapun
adalah hal yang bisa membuatku lebih bisa bertahan berada di luar bersama
teman-teman.
Beberapa referensi mengenai
introvert dan antisosial:
Bagus bangett, aku juga introvert dan aku suka dengan cara kk merangkai kata membentuk sebuah cerita, btw kunjungi juga blog aku yaa ingintahu-1.blogspot.com makasii:)
BalasHapusMakasi,sama-sama masih belajar nulis yaa 😅. Okay
Hapus