Interview Session - YSEALI Academic Fellowship Program (part 2)




YSEALI Academic Fellowship program memiliki beberapa rangkaian seleksi. Setelah seleksi berkas, pendaftar yang dinyatakan lolos akan mendapat email berupa undangan Zoom meeting untuk interview. Waktu itu tanggal 1 Juli 2021 dan aku mendapat jadwal interview tanggal 6 Juli 2021.

"Dear Participants,
We would like to invite you to the interview selection of YSEALI Academic Fellowship (Social Entrepreneurship). Please find the link below."

Singkat cerita, Aku sudah menantikan pengumuman ini sejak lama. Setiap hari aku mengecek email lebih dari 1 kali. Selalu berharap sekaligus meyakinkan diri sendiri dengan kata-kata "nothing to lose, at least you try". Supaya apa? Supaya ketika mendapatkan kabar yang tidak aku inginkan, namun mungkin itu yang terbaik, aku bisa lapang dada. 


Suatu hari aktivitasku cukup padat, sehingga aku belum membuka email dari pagi hingga menjelang tidur. Sekitar pukul 10 malam, laptop sudah mati, kumatikan lampu kamar dan mengambil telepon genggam untuk sekedar mengecek apa yang belum sempat di cek (chat line, whatsapp, dan email). Tiap kali mendapat email dari YSEALI, aku selalu membaca sampai akhir, walaupun biasanya hanya email undangan untuk mendaftar YSEALI Learn, regional workshop atau informasi lainnya. Kali ini berbeda, ku pastikan bahwa aku benar-benar tersadar dan sedang tidak dalam halusinasi karena hari yang melelahkan ini. Email dari YSEALI kali ini berjudul "YSEALI Academic Fellowship Interview Selection - Social Entrepreneurship" 


Hah? tanpa basa-basi, dan kata congratulations, email ini berisi undangan untuk seleksi interview. 

Aku bingung karena ini berbeda dari biasanya dan bertanya tidak pada siapa-siapa "Ini lolos ke tahap selanjutnya kah?"  Terharu, menangis, aku hanya percaya bahwa Allah tahu yang terbaik, bila memang ini jalannya, apapun akan terjadi. Nafas panjang, aku galau sekali, sedang ada beberapa opportunity yang aku dapatkan dan ini benar-benar di luar dari apa yang menjadi pendidikan utamaku. Aneh, aku lolos untuk exchange jurusan pendidikan di salah satu negara di Asia, dan lolos tahap interview bidang social entrepreneurship di negara impianku untuk S2, the United State of America. Speechless dan merinding sekaligus sujud syukur karena aku bersyukur dengan semua yang terjadi padaku sampai hari itu. 

Seperti biasa, tentu saja aku tidak percaya diri untuk membagikan informasi itu secara langsung ke siapapun, termasuk kedua orangtuaku atau bahkan adikku. Aku memendamnya hingga aku harus menceritakannya kepada 1 orang temanku (yang sama sama apply YSEALI) serta 2 kakak mentorku yang membantu dalam proses aplikasi ini (tentu aku perlu memberitahu mereka karena membutuhkan bimbingan untuk tahap-tahap selanjutnya). Hingga akhirnya aku menulis blog ini, mungkin stranger di luar sana, yes you're reading my story now. Thank you. (Aku suka menceritakan kehidupanku ke orang asing dengan alasan, mereka tidak akan menemuiku lagi dan mungkin tidak terlalu peduli dengan apa yang aku ceritakan). 

5 hari menjelang interview, aku mempersiapkan segala galanya. Script, journaling untuk  memperjelas mengapa aku mengikuti program ini, dan refleksi diri lainnya, hingga aku melepaskan 2 opportunities lainnya yang deadlinenya H-1 interview YSEALI (opportunities untuk menjadi volunteer dan magang secara daring di mental health company yang sejujurnya aku juga menginginkannya karena pasti networknya bagus. Aku melewatkannya karena terlalu fokus pada YSEALI)

List pertanyaan yang aku siapkan sesuai dengan essay yang aku buat di tahap seleksi berkas ditambah seluk beluk tentang project yang aku jalankan. Seperti bahan pitching ke calon business partner. Tentunya ditambah kontribusi apa yang bisa aku berikan setelah mengikuti YSEALI dan mengapa aku harus mendapatkan ilmu ini di YSEALI, bukan di yang lain. 

Hari interview tiba, aku sudah siap 30 menit sebelumnya. Kamar terkunci, distraksi kujauhkan, pencahayaan oke, pakaian rapih, aku sengaja memakai baju dari project yang akan aku sampaikan di sesi interview, serta menggunakan parfum untuk menambah rasa percaya diri. Semakin aku siap, semakin aku percaya diri dan semakin berkurang overthinking. 

Sayangnya waktu interview-nya terlambat, namun aku tidak sungkan untuk bertanya, karena mungkin ada link yang salah, atau ada informasi yang aku lewatkan mengapa jadwal interview-ku tidak sesuai dengan jadwal? Ternyata benar, jadwal interview sedikit terlambat. 

Aku memasuki ruangan, ada 2 orang lokal (Indonesia) dan 1 orang Amerika. Mereka sangat ramah, welcome, dan membuat suasana interview jadi sangat menyenangkan dan hangat.

Aku kaget ketika masuk dan tidak bisa berhenti tersenyum karena sangat antusias dan suka sekali dengan vibe yang ada. Alhasil aku menyampaikan apapun yang bisa aku sampaikan selama 8 menit, lalu 2 menit terakhir diisi oleh sesi diskusi bila aku memiliki pertanyaan untuk interviewers. Aku menanyakan pertanyaan yang mainstream, kapan pengumumannya dan berapa orang yang akan lolos? Namun kamu bisa juga bertanya "Kriteria apa sih yang dicari YSEALI dari pendaftar? supaya terlihat bahwa kamu memang antusias dan berkeinginan untuk menjadi seseorang yang memenuhi kriteria tersebut. Total interview 10 menit. 

Setelah itu, 1 bulan berlalu, seperti yang sudah kulakukan ketika menunggu sesi interview, aku terus mengecek email, lebih dari 2 kali sehari, atau hanya 1 kali sehari. Hingga aku stalking orang-orang yang mendapat jadwal interview denganku (aku melihat email mereka lalu search nama mereka di Instagram atau Google search) dan ternyata memang benar, 1 bulan berlalu, tak kunjung ada pengumuman. (Waktu itu interviewnya 7 Juli 2021)

16 Agustus 2021. Aku berpikir, mungkin besok pengumuman, karena bersamaan dengan hari kemerdekaan RI, karena pengumuman interview dekat dengan momen 4th of July, hari kemerdekaan Amerika. Aku mengecek email setelah sholat maghrib melalui telepon genggam ku. Ada email dari YSEALI. Sebentar, apa ini? 


Oh, God! Tears of confusion? Joy? Aku sungguh berterima kasih kepada Allah atas semua ini, dan tentunya langsung memberi kabar kepada kedua orangtuaku. Aku membuka laptop dengan segera dan membaca email ini dengan seksama.



Pada hari itu, tidak ada yang tahu kecuali ayah, ibu, adikku, dan 2 kakak mentorku yang sangat membantuku hingga tahap akhir. Aku terkadang takut, karena ini tidak sejalan dengan jurusanku, kedokteran gigi, tapi entah mengapa, aku sangat senang dan tidak merasa ini adalah beban. Last but not least. Thanks God, and can't wait to give my best for Indonesia, again!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.