How lucky Elle is.

Film kissing booth 2 di Netflix yang baru saja aku tonton membuatku memikirkan banyak hal. Menurutku film ini banyak menunjukkan ke kita pesan-pesan tentang kehidupan (mungkin karena aku tidak terfokus ke hal-hal romantis di film ini). 


Elle mengajarkan bahwa dalam suatu hubungan, jika ada jarak disitu, rasa percaya satu sama lain akan sedikit memudar. Mungkin karena kita tidak bisa mengawasi satu sama lain. Karena kita memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi, yang tidak kita inginkan. Overthinking itu pasti ada, namun bagaimana kita menjaga emosi kita tetap stabil, perasaan kita tetap stabil, dan tidak memutuskan sesuatu ketika kita akal sehat kita sedang tidak bekerja dengan maksimal karena dipenuhi oleh asumsi-asumsi.

With different zip codes, breakups are basically automatic.
Tidak semua hubungan jarak jauh itu buruk. Rasa percaya, kepercayaan harus ada. Marco benar, ketika kita mengikat sesuatu terlalu erat, kita mungkin juga akan terlalu mudah untuk kehilangannya. Hal yang penting di sini adalah bagaimana kita tetap menjadi seseorang yang kita inginkan. Kita ingin dia tidak berbuat curang, maka jangan berbuat curang. sesederhana itu. 

Persepsi. manusia memang diciptakan untuk bisa berpikir. Adanya persepsi membuat kita mmemikirkan hal jauh sekali, padahal tokoh utama dalam persepsi kita belum tentu seperti itu. Membicarakan baik-baik secara tatap muka diperlukan di sini. There will be an explanation, just listen to it, and try to understand, put your empathy.


Lee mengajarkan bahwa sahabat itu segalanya. Kita harus berada di dekat nya, selalu, bahkan dalam keadaan apapun. Pergi ke sekolah yang sama, ke Universitas yang sama. Sering, kita berbohong demi menjaga perasaan satu sama lain, demi kebaikan. Tapi lagi, hal yang tidak dikomunikasikan selalu ada sisi buruknya. Jika itu melibatkan orang lain. Berujung pertengkaran, berujung perpisahan. Lalu  dengan komunikasi secara langsung, dengan hati dan pikiran yang terbuka, semuanya selesai. How lucky Elle is, punya sahabat yang sebaik, se-supportive dan seseru Lee. 

Elle, yang selalu mengusahakan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Elle mendapatkan Noah, mendapatkan juara Dance Competition, mendapatkan Marco di kissing booth, mendapatkan Harvard dan UC Berkeley. Rasa malu, rasa kecewa, rasa lelah, rasa tidak enak dengan orang tua karena biaya hidup dan kuliah di Harvard, semua terbalas dengan usaha dan kerja keras. Essay yang berantakan dan hancur saat interview, semua berubah ketika kita terus berusaha dan mau memperbaiki diri, mendengarkan orang lain, dan menikmati sekarang. menikmati hari ini, menikmati musik, menikmati suasana, tanpa memikirkan yang tidak-tidak terlalu lama (Marco mengajarkan kita untuk just be fun and keep rolling).


Chloe! Dia perempuan yang wise menurutku. Dia dewasa, menemani Noah di Boston, menjadi sahabat dan teman baiknya, yang membantu Noah menunjukkan jalan ketika dia hilang arah. Ketika aku melihat Chloe, dia seperti memiliki aura. Orang yang wise sekali (aku mengatakannya dua kali). Dia yang menjaga Noah agar tetap menjadi pria yang baik menurutku.


Noah, aku awalnya berpikir bahwa Noah akan menjadi seperti pria Amerika pada umumnya ketika jauh dari Elle dan keluarga. Namun dia berbeda. Elle adalah segalanya baginya dan cara Noah memperlakukan Elle, gila, baik banget orang ini. Anak Harvard lagi (dalam film ini). Keep that relationship works until the next season.

How lucky Elle is. Dia menemukan "hook" dalam essay-nya yang membuat admission staff Harvard dan UC Berkeley mau melanjutkan membaca dan terpukau ketika membaca essay-nya (sebenarnya cukup sih yang di film ini, tapi visualisasinya, kayak essay yang harus personal dan reaksi admission staffnya cukup membuatku bilang wow karena itu juga hal yang aku inginkan, suatu saat nanti namun sekarang masih buntu gimana nulis essay buat apply ke graduate school). Accepted di dua Universitas di Amerika yang tergolong top uni itu gimana ya rasanya. Dia memiliki teman dan Noah yang luar biasa sekali menurutku. Ayah dari Elle yang selalu memberikan support-nya. Marco, yang membantunya ketika dia sedang membutuhkan sosok untuk menemani hari-harinya yang kesepian. How lucky Elle is. 



Good movie, netflix!
-Nabilah Kusuma Wardhani

3 komentar:

  1. Keren banget kak tulisannya, I like kissing booth too. Oiya kalo bikin blog kayak gini harus beli domain ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Erna! Thank you for that. Iya beli domain. Aku pake Google Domain, subscribtion-nya setahun :)

      Hapus
  2. anw, 2 minggu yang lalu aku nonton kissing booth yang ke-3 dan walaupun enteng banget jalan ceritanya, aku berekspektasi tinggi sama film ini. Pasti ada sesuatu yang bisa diambil. dan ternyata bener.

    Si elle lagi2 bimbang, udh keterima di 2 universitas hebat, tapi dia lepas semuanya. Simply just because kalo Elle lanjut di salah satu 2 universitas hebat itu (Harvard atau UC Berkeley), dia hanya ngikutin sesuatu hal yang bukan dirinya banget gitu. Cuman karena itu universitas keren, cuman karena engga mau temennya sedih karena ga se-universitas sama dia.

    Sama halnya dengan, ngikutin trend dan gengsi kalo ga diambil/ ga ngikutin. FOMO. Akhirnya dia merenung, mikirin passion-nya dia di mana sih. Tada! Setelah ketemu, dia so happy, dan fulfilled.

    Ya gitu harusnya hidup ya, tapi irl, sukses sesuai passion itu tidak semudah dalam film-film yaa.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.