The Greatest Speaker
Aku selalu mengagumi setiap orang
yang bisa berbicara di depan umum dengan lantang dan fasih. Bukan karena
apa-apa, namun karena aku belum bisa melakukannya. Sebagai seorang yang tidak
suka menjadi pusat perhatian, berbicara di depan khalayak umum, walaupun itu
hanya sebuah lingkaran kecil pertemanan, adalah sebuah hal yang tidak mudah aku
lakukan.
Butuh waktu untuk menyiapkan
kata-kata supaya tidak menyinggung orang lain, butuh waktu untuk menyembunyikan
perasaan tegang dan demam panggung. Butuh waktu untuk menyiapkan hati jika apa
yang akan aku utarakan tidak bisa mereka terima.Butuh waktu untuk menyiapkan
hati, jika tiba-tiba ada seseorang yang bersorak mengganggu kepercayaan dirimu.
Banyak sekali pertimbangan yang aku pikirkan.
Mungkin terdengar berlebihan.
Hanya berbicara saja, tinggal
keluarkan kata-kata dari mulutmu. Tidak peduli apa kata orang lain. Kalau mau
berbicara ya harus cepat, tidak perlu muluk-muluk dan mendramatisir supaya
efektif. Tidak perlu merangkai kata-kata. Spontan saja.
Mungkin itu kamu. Aku ucapanku,
aku perkataanku, aku sikapku. Tidak bisa disamakan dengan siapapun. Akupun
tidak berusaha untuk menjadi sosok lain. Karena menjadi diri sendiri saja
susah, mengapa perlu menjadi seperti orang lain?
Sudahlah, diam saja. Biarkan dia
berbicara. Berbicara di depan itu tidak mudah bagiku. Mungkin dia yang sedang
berbicara di depan juga sama sepertiku, sudah mempersiapkan segalanya hingga ia
berhasil berdiri di depan, berbicara. Tidakkah ada hal lebih baik selain mendengarkannya
dan berbicara ketika disilahkan?
Apresiasi besar aku berikan
kepada orang yang bisa mengontrol dirinya dengan baik sehingga dia punya
kepercayaan diri yang cukup untuk berbicara dan mengutarakan sesuatu dengan
lihay di depan orang banyak. Terima kasih kepada semua orang yang telah
berbicara di depan umum dan aku menjadi salah satu pendengar kalian. Kalian
hebat.
Tidak ada komentar: