Happy ending 2019, Happy New Year 2020.



Tulisan terakhir di 2019, untuk 2019 yang sulit untuk dideskripsikan dengan satu kata saja.

Januari. Ini adalah perjalanan terakhirku di AIESEC. Aku masih ingat kata-kata yang aku lontarkan itu ketika aku hendak mengakhiri masa-masaku menjadi team leader di AIESEC Universitas Brawijaya, bulan januari, 2019.  Namun, ternyata ini bukan perjalanan terakhirku di AIESEC. Sedikit berat memang, meninggalkan organisasi yang memberikanmu pengalaman untuk banyak belajar dari kehidupan, belajar menjadi warga Negara yang baik, yang toleran, yang peka terhadap isu-isu sekitar, yang mendorongmu untuk lebih terbuka, lebih percaya dengan kemampuanmu, lebih memahami tentang kelebihan dan kekuranganmu, yang membuatmu percaya bahwa introvert itu bukan kekurangan, yang bisa mengurangi ego-mu untuk tidak membalas chat orang lain (se-simpel itu), yang membuatmu paham mengapa kita tidak bisa membuat semua orang senang, yang membantumu mengerti kapan harus mengerjakan sesuatu sendiri dan meminta tolong pada orang lain. Banyak sekali yang diajarkan organisasi ini hingga aku mengingkari perkataanku untuk mengakhiri AIESEC journey ku di bulan Januari 2019.


Bulan Februari, temanku bilang padaku, “Nabila, kamu mau ikut Dental Olympiad sama aku di Medan ga?”. Bukan menang atau kalah yang aku pikirkan, bukan takut meninggalkan praktikum yang aku pikirkan pula. Pengalaman dan ketertarikan untuk mengunjungi kota Medan-lah yang membuatku langsung meng-iya-kan tawaran dari temanku itu. Alhasil, pengalaman ini membuka jalanku di 2019.


Maret. Bulan ini aku mendapat amanah, mewakili mewakili Fakultas Kedokteran Gigi, sebagai mahasiswa berprestasi. Jujur, ketika aku mendapat amanah ini, aku tidak pantas menerimanya dan tidak percaya diri karena prestasiku yang tidak ada apa-apanya dibandingkan mahasiswa berprestasi dari fakultas lain. Budaya kebanyakan mahasiswa di FKG yang kuliah terus kuliah terus, nurut apa mau dosen, besok skills’lab, harus belajar malem ini dan ngerjain log book berhari-hari membuatku merasa tertekan. Seperti tidak menyangka dan tidak relate dengan semua ini.  Pulang kuliah bukannya belajar, tapi AIESEC-an (di bulan ini aku menjadi bagian dari panitia National Conference yang diselenggarakan di bulan Mei 2019). Besok skill’s lab bedah mulut ya? Hafalah besok aja di lab, aku maju terakhir. Aku juga bukan tipe anak yang suka bertanya atau kritis ketika pelajaran di kelas. Sedangkan teman-temanku dari fakultas lain:

“Kamu balik dari Harvard kapan?”
“Eh selamat yaa, lolos Pimnas yaa”
“Gimana start-up kamu yang itu? Udah jalan jauh ya sekarang”
Hmm, aku mau nanya ke diriku aja deh. Kayak gini, emang pantes jadi mawapres ya?

Bulan Maret pula aku kehilangan sosok pahlawan di keluargaku. Kakek ku dipanggil oleh Allah SWT. Semoga amal, ibadah, kebaikan dan semua pengorbanan kakek diterima disisi Allah SWT. Aamiin. I'm not gonna tell you more about this karena bakal feeling banget.


Bulan April. Taylor Swift new single was coming out!!! Aku masih menjadi penggemar dari Taylor Swift. Kembali lagi menjadi mahasiswa kedokteran gigi semester 6 yang sedang sibuk dengan skill’s lab prosto. Kata kakak tingkat ini semester neraka. Kalo kamu bisa selesein skill’s lab prosto itu harus bersyukur banget. Dosennya killer semua. Alhasil, teman-temanku angkatan 2016 banyak yang bisa menyelesaikan skill’s lab ini walaupun memang benar, butuh effort lebih di semester 6 ini. Aku mengalami ‘tidak ingin hari esok karena ada skill’s lab prosto’.  Bersyukur banget bisa menyelesaikan skill’s lab prosto yang panjang sekali ditambah ke hectic-an persiapan National Conference di AIESEC yang membuatku sering pulang larut malam.


Tiba-tiba udah Mei. Keputusanku menjadi conference committee di National Conference, berarti harus berani izin 3 hari kuliah dan skill’s lab. Kebiasaanku untuk takut sebelum memulai sesuatu mulai berkurang di 2019. Ternyata izin yang tidak ada hubungannya dengan kedokteran gigi pun tidak akan dimarahi oleh dosen. Terima kasih pula pada temanku yang mau menggantikan jadwalku selama 3 hari skill’s lab tersebut. Bulan ini berakhir buka bersama terakhir pre-klinik angkatan 2016.


Welcome June!. You know that I really love my family so much in this month. Bulan ini bulan lebaran. Menghabiskan banyak waktu bersama sepupu, keponakan dan keluarga besar tidak pernah aku sesali. Karena hanya di lebaran aku bisa seperti ini. Melupakan segala urusan lainnya untuk urusan keluarga. Ada yang baru punya kucing peliharaan, ada yang baru menikah, ada yang baru masuk SMP. Aku bisa menjadi 100% diriku jika bersama keluarga besar karena aku percaya banget sama mereka dan begitu pula sebaliknya. Masa ada sih keluarga yang berkhianat? Kayanya bukan keluarga sih kalo itu. Sebagai pecinta alam, keluarga besar kami memutuskan untuk camping di Ranu Regulo, dilanjut ke Gunung Bromo. Sekitar 5 Jeep berangkat, ada bayi hingga orang tua. Bersyukur memiliki keluarga seperti mereka.

Juli. Hal yang paling berkesan di bulan ini adalah Stranger Things Season 3. Happy 4th of July! Ditunggu season 4 nya ya. Behubung masih libur kuliah, aku banyak menghabiskan waktuku sendiri di bulan juli. Jalan-jalan keliling kota sendiri, nonton sendiri, hunting foto city scape sendiri. Sempet dulu pernah khawatir atau merasa takut kalo jalan atau melakukan hal sendirian. Takut kalau ketemu teman dan dibilang tidak punya teman, atau anti social, atau aneh. Sekarang baru kebuka kayanya pikiranku. Ngapain ya mikirin kata orang lain? Kan ini hidupku. Aku berhak untuk memutuskan apa yang terbaik buat hidupku. Jalan sendiri itu bikin tenang. Bisa bebas berjalan kaki menuju tempat yang kamu inginkan, yang kamu rasa bagus untuk difoto, yang kamu rasa bagus untuk di coba menu restorannya, tanpa memikirkan “temenku suka menunya gak ya”, “dia cape ga sih kalo harus muter-muter gini”, “eh aku pake baju apa ya, ntar kan mau keluar sama temen”. Kalau ketemu temen tinggal disapa aja sih, kalo gamau nyapa yaudah, emang lagi ga pengen nyapa orang. Besoknya baru bilang “maaf kemaren aku liat kamu di sini, tapi aku ga mood ketemu temen jadi ga aku sapa hehehe” that’s totally fine. Hal ini bisa bikin aku lebih menjadi diriku sendiri, menerima diriku sendiri dan menyenangkan diri sendiri boleh kan?

Agustus adalah bulan APDSA. Asia Pacific Dental Student Association. Alhamdulillah diberi kesempatan untuk menjadi finalis oral presentation di APDSA Annual Congress 2019 di Thailand. Wow Thailand for the second time setelah terakhir kesana waktu student exchange SMA. Pertama kalinya mengikuti acara APDSA dan acara ini berhasil membuatku ketagihan. Aku memberanikan diri mendaftarkan diriku menjadi pengurus APDSA (karena basic-nya orangnya suka coba-coba peluang baru gitu. Semua pengalaman, baik atau buruk pasti ngasih pelajaran kan? Jadi ngapain takut buat mencoba sesuatu). Belum diberi kesempatan menjadi juara di oral presentation-nya, tapi Alhamdulillah aja. New friends, new culture, new journey and what’s next?

Bulan September selalu menjadi yang spesial bagiku. Karena di bulan ini aku dilahirkan, 21 tahun yang lalu. Aku harus mensyukuri tiap detik di bulan ini karena begitu pula yang dilakukan ibuku waktu melahirkanku, melihat aku keluar di dunia ini. Aku harus melakukan lebih, mejadi pribadi yang lebih baik di mata orang tua. Jerih payahnya harus terbayarkan ketika usiaku bertambah di bulan September. I always pray and wish something magical to come in September. Tahun ini, something magical yang ada di bulan September adalah menginjakkan kakiku di benua baru. Amerika. Nangis ketika bisa berhasil berangkat ke Amerika. Mungkin bagi orang lain ini bukan sesuatu yang besar. Namun bagiku, melihat ayah ibuku banting tulang bekerja siang malam untuk menghidupi keluarganya (padalah sudah 50 tahun keatas semua), usiaku yang semakin tua namun belum bisa membuat mereka bangga, melihat ayah dan ibuku yang rela menunda kepentingan mereka demi kepentingan anaknya. Berangkat ke Amerika bisa buat aku menangis. Bersyukur dan insecure menjadi satu. Aku ke negara tempat Taylor Swift tinggal ini untuk mengikuti oral presentation di acara FDI World Dental Congress 2019 di San Fransisco. Sampai di Amerika terlebih dahulu sebelum teman dan dosenku dari FKG UB tidak membuatku khawatir sedikitpun. Waktu itu Transit di Los Angeles. Setelah menyelesaikan urusan imigrasi di bandara, aku pergi ke Santa Monica Pier seorang diri sembari menuggu kedatangan 2 perwakilan dari FKG UB dan melanjutkan perjalanan ke San Fransisco. Suasana di Amerika, bagaimana orang-orang menyapa kita, hiruk pikuk panasnya Los Angeles membuatku lupa tentang jetlag setelah penerbagan 12 jam lebih dari Jepang.

Setelah Los Angeles, ada San Fransisco dan juga Seattle. Terimakasih Allah yang tidak berhenti memberikan kebaikan di dunia ini. Kembali ke Indonesia, dengan kabar meninggalnya sosok inspirasi Bapak Habibie. Mungkin Indonesia akan mendapatkan kebahagiaan atau sesuatu yang baik selanjutnya karena kehilangan sosok yang luar biasa ini. Karena prinsipnya dalam Islam, jika Allah mengambil sesuatu darimu, Ia akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Aamiin.


Oktober. Teman seangkatan mulai menyelesaikan skripsi mereka, Visiting professor 's class everyday. Berkesempatan menjadi murid dari beberapa professor hebat membuatku semakin semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Siapapun dosen tamu di FKG seperti memiliki kepribadian dan kebiasaan yang berbeda dengan dosen FKG pada umumnya. Bagaimana mereka menyampaiakan sesuatu, membuat murid nyaman dan nyambung dengan apa yang dia bahas, itu keren. Di bulan ini pula aku berhasil, walau hanya sekali, melawan rasa takut untuk dihujat, takut dibilang bodoh, takut dimaki dan takut terhadap apa yang belum terjadi. Temanku memberikanku kesempatan untuk berbicara di depan kelas Mrs. Yvonne (Professor tamu dari Netherland). Bersyukur banget, ternyata kita tidak perlu berpikir banyak untuk melakukan sesuatu. Karena ntar kamu bakal capek mikir sebelum melakukan sesuatu itu. Thanks buddies! Sekarang aku berusaha keras untuk lebih berani speak up di depan orang banyak (yang menjadi masalahku sejak lahir adalah tidak berani speak up di depan banyak orang, siapapun yang membaca ini, please help me).


November. Bulan KKN, Bulan Honne. Senang sekali merasakan KKN ketika kuliah walaupun KKN di FKG UB sedikit cacat gajelas tida seperti KKN lainnya. Bulan ini pula pertama kalinya aku nonton international artist concert. Untungnya di Surabaya yang hanya 2 jam away dari Malang. Sebagai seorang introvert, mungkin ini adalah sesuatu yang tidak mudah. Bisa bertahan diantara keramaian orang, di tengah ruangan. Namun, ketika kamu diberi kesempatan untuk meluapkan segalanya, tanpa harus memikirkan siapa orang yang akan rugi mendengarkan luapan mu itu, dating ke konser adalah pilihan terbaik. Aku lebih suka datang ke konser dengan orang yang tidak aku kenal sama sekali di kanan dan kiriku atau 1- 2 orang saja. Karena aku bisa bebas menjadi diriku sendiri tanpa memedulikan orang disebelahku berkata apa.


Desember. Mulai merasa tahun 2019 berjalan begitu cepat. Mulai menata apa yang harus dilakukan di 2020. Mulai melihat kembali apa yang telah dilakukan di 2019, apa yang terjadi di 2019, dan apa yang harus di evaluasi dari 2019. Melihat, banyak teman yang sudah mapan dengan pekerjaannya, teman yang sudah menemukan pasangan hidupnya, teman yang memiliki banyak pengalaman untuk menunjang masa depannya. Aku belum apa- apa. 2019 hanya sebuah permulaan, apapun yang terjadi di tahun ini adalah pijakan untuk 2020 yang lebih baik. Beribu kata bersyukur patut diucapkan untuk setiap detik di 2019, untuk orang tua, adik, keluarga, sahabat, teman, partner di organisasi apapun itu, dosen, karyawan di UB, dan semuanya yang berhasil membuat 2019 terasa begitu bermakna. Kayak kata si Hopper di Stranger Things Season 3,


That's just...not how life works. It's moving. Always moving, whether you like it or not. And, yeah, sometimes it's painful. Sometimes it's sad. And sometimes...it's surprising.So, you know what? Keep growing up kid. Don't let me stop you. Make mistakes, learn from 'em, and when life hurts you, because it will, remember the hurt. The hurt is good. 
Happy ending 2019, Happy New Year 2020.

ps. wow so emotional, i write all of this in my room, in the last day of 2019, alone and cry. goodluck for 2020.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.