Bersyukur dan Bersalah







Aku  sungguh merasa bersalah dan bersyukur. Tidak ada yang bisa mengalahkan kebaikannya, ketulusannya.Rasa-rasanya, dia diturunkan ke Bumi sebagai malaikat untuk diriku.

Lahir dari seorang pejuang bela negara dan ibu rumah tangga sejati. Menjadi yang kedua dari tiga bersaudara. Selama hidupnya, sudah paham betul menjadi seorang adik sekaligus kakak. Seorang adik yang dituntut untuk menjadi seperti si nomor satu, dan atau seorang kakak yang rela mengorbankan apa yang dia impikan demi si nomor tiga.

Mengenai kehidupan, sudah banyak makan garam. Aku sungguh merasa bersalah dan bersyukur. Menjadi seorang anak yang punya banyak kebutuhan, namun tidak bisa memenuhi kebutuhan itu tanpa bantuannya. Menjadi seorang anak yang punya jutaan keluh kesah, namun bersyukur karena ada telinga malaikat yang menjadi pendengar.

Dia terlihat lelah, menua, hingga lupa untuk membuat dirinya bahagia. Banting tulang, siang malam tak kunjung pulang, yang utama adalah si buah hati senang.

Oh, tidaklah mungkin bisa kugantikan semua yang telah dia lakukan kepadaku. Setidaknya, aku ingin membuatnya bahagia, membuatnya tersenyum karena si buah hatinya yang telah harum.

Harum. Arti dari harum berbeda setiap orang. Menurutku, harum itu ketika apa yang aku lakukan, memberikan dampak positif bagi orang disekitarku.

Gelisah. Waktu tidak mau berhenti, malaikat itu terus menua, Aku tak kunjung harum.

3/11/2019

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.